Meski cuma 10 hari, lumayan banyak yang saya dapat dari kegiatan di AAU
Jogja tahun 2013 lalu. Sebelumnya saya belum pernah masuk akademi militer
seperti ini, jadi awalnya lumayan kaget. Apalagi bagi mantan mahasiswa yang
sukanya begadang mantengin laptop sambil minum kopi dan ngerokok seperti saya
(sekarang sudah berhenti merokok).
Sangat bertolak belakang dengan apa yang ada di asrama AAU Jogja.
Sejak SMA dulu saat jadi petugas upacara, saya sudah tidak pernah lagi
mempraktekkan yang namanya baris berbaris. Sudah sekitar satu dekade. Masuk
AAU, baris-berbaris kembali saya praktekkan, bahkan jadi makanan sehari-hari. Apa-apa
disuruh baris. Mau makan baris dulu, selesai makan baris lagi. Mau masuk kelas
baris dulu, selesai belajar di kelas baris lagi. Bahkan mau sholat dan selesai
sholat jamaah di masjid pun harus baris dulu. Kalo barisnya nggak bener dan
ketahuan pelatih, kena hukuman. Biasanya push
up. Semua juga harus bisa mimpin barisan karena bergantian terus tiap
harinya. Salah ngasih instruksi atau aba-aba saat jadi pemimpin barisan, kena
hukuman juga.
Selain mimpin barisan, semua juga dapat jatah mimpin teman-temannya untuk
lapor ke pelatih setiap sebelum dan selesai makan. Saat saya mendapat giliran,
saya salah memberikan aba-aba. Kalimatnya panjang banget dan harus sama persis.
Sekarang saya sudah lupa kalimatnya seperti apa. Pokoknya panjang. Akhirnya saya
kena marah pelatih dan dihukum push up
10 kali waktu itu. Rasanya dibentak-bentak seorang tentara itu sesuatu banget.
Menyeringai sedikit saja, bakal kena hukuman lebih berat lagi. Jadi harus
pasang wajah serius pas kena hukuman. Juga jangan pasang wajah memelas, apalagi
mau nangis. Tentara nggak suka wajah seperti itu. Cengeng katanya.
Dalam hal kedisiplinan di asrama militer seperti ini, jangan ditanya. Setiap
habis subuh, kami harus sudah siap di lapangan untuk jogging. Saat kami
jogging, ada pelatih yang memeriksa kamar kami. Jika ada kamar yang tidak rapi,
si penghuni kamar kena hukuman. Patokan kerapiannya pun tinggi sekali. Pokoknya
kalo yang biasanya punya kamar berantakan, bakalan pusing dah. Kain sprei harus
sudah rapi tanpa lipatan sedikitpun. Pakaian dalam lemari pun harus rapi.
Sepatu dan sandal yang ada di depan kamar masing-masing juga harus rapi. Semua
harus tertata rapi dan bersih.
Sepatu Kami Tertata Rapi di Depan Kamar Masing-masing |
Setelah jogging pagi atau olahraga sore, biasanya kami hanya diberi waktu
30 menit untuk ibadah dan bersih-bersih diri sebelum kegiatan selanjutnya.
Padahal jumlah kamar mandi terbatas. Jadi semua harus bisa mandi cepat.
Kira-kira 2-3 menit harus selesai mandi biar semua dapat giliran. Satu saja ada
yang terlambat karena mandi, yang dihukum bukan hanya yang telat tapi semuanya.
Ini melatih kerja sama tim katanya. Yang repot kalo ada yang kebelet buang air
besar. Biar nggak terlambat, kami sering terpaksa menunda rutinitas ini.
Kalo mencuci baju, kami hanya punya waktu pas malam hari setelah masuk
kelas malam. Sekitar jam 10. Sebelum tidur, biasanya kami rame-rame nyuci baju.
Kalo nyuci pagi, tidak akan sempat. Paginya, baju yang sudah dicuci harus
dijemur dengan rapi. Kalo ketahuan tempat jemurannya tidak tertata rapi, kena
hukuman lagi.
Makan di asrama militer juga banyak aturannya. Yang biasanya makan
seenaknya sendiri, pasti akan syok berat kalo disuruh makan ala militer. Pas
ambil ompreng yang sudah ada nasi di atasnya, ada pelatih yang berdiri disitu.
Padahal nasinya banyak banget. Belum lauk, sayuran, buah, dan minumannya.
Ketahuan dikurangi, apalagi dibuang nasinya, siap-siap kena hukuman. Kegiatan
kami di AAU sangat padat dan melelahkan, jadi memang harus makan banyak.
Waktu kami untuk menghabiskan makanan kami adalah 3 menit saja. Tidak boleh
ada sisa sedikitpun. Ompreng harus bersih. Awalnya, banyak sekali yang tidak
bisa menghabiskan makanannya dalam 3 menit. Kebanyakan yang cewek. Akibatnya
semua dihukum dan kena marah pelatih, termasuk yang cowok. Jadi di asrama
militer seperti ini, satu saja melakukan kesalahan, yang nanggung hukumannya
bisa semuanya.
Akhirnya kami pun punya cara saat makan seperti ini. Jika tadinya cewek
ngumpul sendiri, cowok sendiri, setelah itu duduk kami selang-seling. Tujuannya
biar kalo ada cewek yang nggak bisa ngabisin makanannya, ada cowok di
sebelahnya yang siap membantu. Hasilnya, kami semua pun berhasil menghabiskan
makanan kami dalam waktu 3 menit. Latihan kerja sama memecahkan masalah pun
berhasil.
10 hari di asrama militer, saya belajar tentang bagaimana bekerja sama dengan tim.
Saya belajar tentang bagaimana mengatur waktu, bagaimana berpikir dan bergerak
cepat. Saya belajar tentang arti penting dari sebuah kedisiplinan. Dan yang
terakhir, saya belajar tentang arti dari rasa syukur. Salah seorang perwira tinggi di
AAU pernah mengatakan pada kami sesaat setelah menghukum kami karena ada yang
tidak menghabiskan makanannya.
“Saya sudah
kemana2, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua. Di sana banyak sekali orang-orang
yang untuk sekedar makan saja susah. Kalian di Jawa itu enak. Dalam hati, saya
sebenarnya menangis kalo kalian menghabiskan makanan enak yg tinggal kalian
makan saja tidak bisa.”
Yang Ini Bukan Perwira, Jadi Abaikan Saja :D |
wah, apstinya berat ya, tapi dengan demikian menjdai pribadi yg disiplin dan menghargai waktu
BalasHapusAamiin, terima kasih bang
HapusSeru banget kayaknya! Besok pas share ga cuma Roro tapi dirimu jg lho mas!!! *can't wait to hear those wonderful stories from both of you!!
BalasHapustp ak dikit aja ya, gak sewonderful storynya Roro soalnya hehe,,
HapusItu prakondisi udah, ditunggu cerita dari daerah pengabdian, betul2 rugi brgkt ke penempatan g punya blog (macam aq, hhuhu), jd g bs sharing2. Jadikan pengalamanmu dialami org lain melalui tulisan, salam MBMI
BalasHapusIni ceritaku dan temen2ku selama di penempatan Mbak Desi Kartika
BalasHapushttp://fila174.blogspot.com/search/label/Kisah%20Guru%20SM3T?max-results=10
Pengalaman yg bagus. Jadi ada gambaran nih klo mau msk militer. Thanks
BalasHapus