Rabu, 18 Februari 2015

Alasan Utama Menjadi Guru

Dulu menjadi guru masih dipandang sebelah mata. Alasannya apa lagi kalau bukan gaji guru yang kecil. Saat saya masih SMA dulu, sedikit sekali yang menyatakan diri ingin kuliah di jurusan pendidikan dan ingin menjadi guru. Kebanyakan lebih memilih kuliah di universitas-universitas non-pendidikan, meski bukan negeri. Menjadi dokter, arsitek, akuntan, atau ahli komputer masih menjadi primadona saat itu. Betapa tidak, profesi-profesi itu menjanjikan gaji yang lebih besar dibanding gaji guru. Saat itu, gaji memang masih menjadi orientasi utama anak SMA dalam memilih profesi apa yang akan mereka jalani kelak.

Guru SM3T
Apa Alasan Menjadi Guru?
Tapi apakah gaji atau materi saja yang perlu dipertimbangkan? Mengapa menjadi guru banyak disepelekan saat itu? Meski saya sebenarnya masih baru belajar menjadi guru, tapi saya mencoba memberikan 2 alasan utama menjadi guru.

1. Guru Punya Banyak Waktu Luang

Menjadi pekerja kantoran sangat menyita waktu. Jam kerja bisa dari pagi sampai sore, bahkan sampai malam. Hal ini membuat para pekerja kantoran sedikit sekali mempunyai waktu luang. Pulang kerja, mereka langsung istirahat karena lelah bekerja seharian. Mereka juga hanya mempunyai sedikit hari libur. Mereka begitu menantikan hari libur agar bisa melepas kepenatan setelah disibukkan dengan rutinitas kantor. Saat hari Senin datang, tak sedikit yang bilang I hate Monday.

Beda sama guru. Mereka punya lebih banyak waktu luang. Guru normalnya berangkat ke sekolah pagi dan pulang sebelum sore. Jadi mereka punya waktu luang saat sore dan malam hari. Saat di sekolah, mereka juga tidak full ngajar. Ada jeda saat mereka tidak ada jam ngajar. Guru juga punya lebih banyak hari libur. Selain hari Minggu, mereka punya hari libur saat anak-anak sekolah libur semester. Selain itu, libur sekolah saat hari raya juga biasanya lebih panjang dibanding hari liburnya para pekerja kantoran saat hari raya.

Banyaknya waktu luang yang dimiliki oleh para guru membuat mereka bisa melakukan banyak hal lain. Mereka punya lebih banyak waktu untuk menyalurkan hobi. Saat sore hari, mereka bisa berolahraga, berkumpul dengan komunitas, atau aktif di organisasi masyarakat. Malamnya, mereka masih punya banyak waktu dan tenaga untuk membaca buku, internetan, menulis di blog, atau bersilaturahmi ke tetangga atau kerabat. Saat liburan semester, mereka bisa berwirausaha, menulis buku, atau ikut pelatihan. Karena liburnya panjang, jadi tidak hanya diisi dengan berwisata. Jika berwisata pun, guru bisa traveling lebih jauh karena punya waktu lebih lama.

Jadi kesimpulannya, bagi yang hobi olahraga, suka menulis, traveling, berorganisasi, atau ingin memulai usaha, menjadi guru adalah sebuah pilihan yang tepat.

2. Jadi Guru Dapat Banyak Pahala

Ini adalah alasan yang sering dilupakan oleh para guru. Menjadi guru maka akan dapat banyak pahala. Sesuatu yang tak ternilai harganya. Seorang arsitek tidak akan bisa mengukur detail sebuah bangunan jika tidak belajar menghitung saat masih sekolah. Seorang jurnalis tidak akan bisa menangkap berita dan menuliskannya dengan cepat jika tidak belajar baca tulis di sekolah. Kuliah di jurusan apapun, di universitas manapun, pasti melalui bangku sekolah. Profesi sehebat apapun, pasti pernah punya guru yang mengajarinya.

Bukankah jika kita sudah tiada nanti, salah satu amalan yang tidak terputus adalah ilmu yang bermanfaat? Guru adalah sosok yang paling banyak memberikan ilmu yang bermanfaat. Jika dalam satu tahun saja ada seratus siswa baru yang dididik oleh seorang guru, lalu berapa banyak yang telah ia didik saat sudah bertahun-tahun menjadi guru? Berapa jumlah ilmu yang telah ia bagikan? Berapa pahala yang ia dapat? Maka alangkah ruginya jika ada seorang guru yang tidak mau terus belajar agar menjadi guru yang baik dan betul-betul mampu memberikan ilmu yang bermanfaat.

Itulah 2 alasan utama menjadi guru menurut saya. Saya yakin masih banyak guru-guru di luar sana yang punya alasan yang lebih hebat mengapa memilih menjadi guru. Namun begitu, semua orang sejatinya adalah guru. Setidaknya guru bagi anak-anaknya. Siapapun bisa menjadi guru. Profesi apapun. Saat seseorang memberikan contoh yang baik dan ilmu yang bermanfaat bagi orang lain, saat itulah dia menjadi seorang guru. (fila174)

10 komentar:

  1. tapi guru juga sibuk loooh.. nggak punya banyak waktu juga
    yaa bikin modul sekolah, ikut LDK apalagi kalau jadi wali kelas. Hihihihii..
    Abaang gue jadi guru dan dia blg ke gue, jadi guru kerjanya lbh berat loh dibanding jadi pegawai. Pun dia suka nginep2 (kondisional) kalo murid2nya punya acara, macem OSIS gitu.

    eniwei... guru adalah cita2 yang mulia.
    gue sempet bercita2 seperti itu tapi gak gue laksananin.
    gue sndiri minder, ngerasa blm mampu mendidik anak orang.
    kalau salah kasih, haduhhhh T_T

    BalasHapus
    Balasan
    1. bikin modul kan bisa pas jeda ngajar hehe *ngeles
      abangnya keren, bisa jd guru teladan tuh :D

      itulah beban moral jadi guru
      saya jg masih suka minder, ngerasa blm mampu juga, ngerasa blm layak disebut guru

      Hapus
    2. Jadi guru sibuk lho..yang dihadepin manusia manusia yang bermacem macem..dg usia puber yang dunianya udah wow..blm buat tugas ke pengawas..ngajar mesti 24 jaam..jadi guru tugasnya byk juga lho
      Blm lagi klw anak didik bermasalah..ikutan dah nangani ampe kerumah..disini malah senangnyaaa..love being a teacher

      Hapus
    3. @Ari Tharifa Iya juga ya, blm prnah jadi wali kelas jd blm ngerasain sibuknya hehe..

      Hapus
    4. Karena menghadapi manusia jauh lebih menyenangkan daripada menghadapi benda mati

      Hapus
  2. ini cita2ku pas kecil dulu ;)... tp kemudian berubah, dan kenyataannya skr malah kerja di bank asing :D.. krn dipikir pas udh dewasa, jd guru bukan pilihan yg tepat buat aku mba :D. guru itu cendrung sabar, dan bisa mengatur murid2nya... smntara aku ga sabaran bgt ;p.. jd drpd tiap hr hipertensi ngadepin murid2 yg bikin ulah, cita2 mulia jd gurupun terpaksa diubah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kan bisa belajar sabar pelan2 dengan cara mengajar Mbak Fanny, hehe,, Tp apapun pekerjaan kita, pasti berkah asal niatnya untuk ibadah, betul nggak?

      Hapus
  3. Ya memang begitu, saya sendiri merasa lega jadi guru karena tidak terlalu ada tekanan sebaliknya dalam mengajar seorang guru dituntut punya cara sendiri yang penting pembelajaran bisa asik dan mudah dipahami.

    Guru yang menjabat jadi pembina osis, pembina paskibra, dan pembina pramuka umumnya waktunya lebih banyak.

    Yang paling asik mengajar di SMK tantangannya itu. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat terus mas, jadi guru InsyaAllah berkah, yang penting ikhlas

      Hapus
  4. Dari kecil juga pengin jadi guru. Alhamdulilah keturutan.. Kalau ada saudara yang pengin jadi guru juga bisa mendaftar di Universitas kami. :)

    BalasHapus