Baju dan celana kami masih basah kuyup. Rompi pelampung
juga masih kami kenakan. Selesai menelusuri Goa Pindul yang eksotis itu, kami
langsung melanjutkan ke wahana berikutnya yang katanya tak kalah seru, yaitu
rafting Sungai Oyo yang masih satu lokasi dengan Goa Pindul yaitu di Desa
Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul. Sejenak kami menikmati teh hangat yang sudah
disediakan di pos operator. Sedikit membantu menghangatkan badan kami yang lumayan
kedinginan di siang yang agak mendung itu.
Untuk mengarungi Sungai Oyo, tiap orang dikenai biaya Rp
45.000. Sebelum menuju ke lokasi menggunakan transport yang sudah disiapkan
pengelola, kami memakai sepatu karet yang juga sudah disiapkan oleh pengelola.
Sepatu ini akan membantu kami supaya tidak tergelincir saat nanti berjalan di
bebatuan yang licin di seputaran Sungai Oyo.
Bersiap Menuju Kali Oyo |
Mobil pick-up sudah menunggu dan siap meluncur. Jalan desa
tak beraspal pun dilalui. Kami berdiri di bak belakang bersama satu orang
pemandu, satu fotografer, dan tumpukan ban dalam besar yang akan dipakai
sebagai pelampung. Begitu sampai, kami turun dari mobil, membentuk barisan
pembawa ban lalu berjalan mengikuti pemandu menuju lokasi rafting.
Jika rafting biasanya menggunakan perahu karet, di rafting
Sungai Oyo kami menggunakan ban pelampung untuk diduduki. Sungai Oyo airnya
sangat jernih dan arusnya sama sekali tidak deras. Mengapung di atas ban dan terkadang
mengayuh dengan tangan agar tetap hanyut menjadi sensasi tersendiri di sini.
Jernihnya Air di Kali Oyo |
Sepanjang menyusuri sungai Oyo, suasana alami dengan
dominasi tanah kapur dan alang-alang serta tebing-tebing sungai yang indah membuat
kami terpana. Batu-batuan menyembul di permukaan air yang kadang tak sengaja
diterjang karena terdorong oleh arus sungai semakin menyihir kami. Sekilas
pemandangannya nampak seperti Grand Canyon mini. Sengatan matahari yang mulai
menyengat pun tak kami hiraukan. Begitu mengasyikannya melintasi keelokan
Sungai Oyo.
Perjalanan
rafting kami mencapai
puncaknya saat
tiba di dua air terjun yang mengguyur
cantik sekali. Pertunjukan
lompat indah, yaitu terjun dari atas tebing
batu pun di mulai. Satu per satu kami melompat bak anak kecil yang bermain di sungai melepas
tawa ria. Pemandu
tampak mengamankan ban-ban pelampung yang kami tinggalkan dan fotografer sibuk mengabadikan
aksi-aksi hebat kami. Kedalaman air di sini kurang lebih 7 – 11 meter jadi tak perlu khawatir menabrak dasar sungai saat
terjun. Juga tak perlu takut tenggelam atau hanyut karena pelampung sudah
dikenakan dan ada pemandu yang siap membantu.
Pertunjukan Lompat Indah di Kali Oyo |
Puas bermain-main di sekitar air terjun, kamu pun
melanjutkan penelusuran menyenangkan siang itu. Panas matahari makin terasa.
Kami tak lagi peduli jika kulit kami menghitam. Ada yang santai duduk di atas
pelampung, ada yang mencoba berenang menikmati tenang dan jernihnya Sungai Oyo.
Konon yang terjernih se-daerah Istimewa Yogyakarta.
Belum lengkap kalo belum foto pake tongsis |
Mendarat di garis finish, mobil pick-up rupanya sudah
siap menunggu dan mengantar kami kembali ke pos operator. Sesampainya di pos,
kami pun segera mandi dan menunaikan shalat dhuhur yang sudah di akhir waktu kala
itu. Hujan deras tiba-tiba mengguyur Desa Bejiharjo. Kami pun menunda kepulangan
kami sambil menyantap mi instan dari warung di depan pos. Nikmat sekali meski
tak begitu mengenyangkan. Setidaknya sudah mengganjal perut dan menghangatkan
badan kami.
Kami pun pulang ke asrama kami tercinta di Wates,
Kulonprogo. Hari yang menyenangkan di Goa Pindul dan Sungai Oyo. Sangat
recommended bagi yang selalu disibukkan dengan rutinitas sehari-hari dan ingin
mengisi hari libur bareng teman-teman, rekan kerja, atau keluarga. Memberikan
sensasi berbeda dari sekedar mengunjungi pantai atau mendaki gunung.
Tinggal arung jeram yg belummm 😂😂😂 hayuuk kapan 😀
BalasHapus