Jumat, 05 Juni 2015

Lagi, Ke Bukit Sikunir Wonosobo

Selasa 2/6/15 tanggal merah (hari raya Waisak) dimanfaatkan oleh sebagian mahasiswa PPG SM-3T UNY III untuk jalan-jalan. Dari prodi PKn misalnya. Mereka mengisi hari libur kali ini dengan mengunjungi Kabupaten Wonosobo, kampung halamanku. Tujuan utama mereka adalah The Golden Sunrise Sikunir Hill, Dieng, Wonosobo yang konon keindahannya sudah tersebar hingga ke seantero pulau Jawa. Kebetulan, diantara semua mahasiswa PPG SM-3T UNY III, rumahku lah yang paling dekat dengan bukit Sikunir. Maka dari itu, anak-anak PKn mengajakku.

Batu Pandang, Dieng Plateau
Batu Pandang, Dieng, Wonosobo  (Photo by: Dona Priatna)
Senin 1/6/15, aku pulang dari kampus pusat UNY agak molor waktunya. Biasanya jam 5 sore sudah sampai di asrama, kali ini jam setengah 6 baru sampai. Hujan lumayan lebat yang mengguyur kota Jogja membuat kami pulang agak telat. Karena sudah mepet maghrib, akhirnya keberangkatan kami menuju ke Wonosobo pun mundur jadi ba’da maghrib.

Setelah semuanya mandi, makan, dan siap-siap, kami pun berangkat. Kami menggunakan dua mobil. Dari asrama UNY Wates, kami langsung menuju ke Muntilan melewati Kecamatan Kalibawang, Kulonprogo. Di Muntilan, tepatnya di pertigaan Palbapang, kami menemui seseorang yang akan menyewakan tenda, matras, sleeping bag, dsb. Ya. Kami berencana untuk camping di Sikunir nanti. Setelah semua perlengkapan camping sudah masuk mobil, kami pun melanjutkan perjalanan.

Saat sampai di sekitar Salaman, Magelang, badanku berkeringat dingin. Perutku mual. Kepala agak pusing. Penglihatan mulai kunang-kunang. Aku pun merasa agak ngantuk. Aku putuskan untuk menunda perjalanan dan berhenti di depan sebuah rumah makan yang saat itu sudah tutup. Waktu menunjukkan pukul 10 malam. Sesachet Tolak Angin kutenggak dan aku minta izin ke teman-teman untuk merebahkan badan sejenak di sebuah pondok depan rumah makan tersebut. Aku tidak butuh waktu lama untuk tertidur pulas. Yang aku ingat, aku bangun dan sudah hampir jam 11 malam. Untunglah, badanku sudah agak mendingan kali ini.

Tanpa berlama-lama lagi, kami segera beranjak dan melanjutkan perjalanan. Kali ini kami melewati jalan yang lebih sepi, sempit, tidak rata, naik turun, dan berkelok-kelok. Jalur alternatif Wonosobo-Magelang. Jalur yang sudah tidak asing lagi bagiku. Dulu semasa kuliah, aku selalu lewat jalan ini saat berangkat ke Jogja dan pulang ke Wonosobo.

Sekitar jam 12 malam, kami sampai di kota Wonosobo. Perutku kembali mual. Sedikit mengantuk juga. Padahal perjalanan masih lumayan panjang. Dari kota Wonosobo sampai Desa Sembungan (desa di mana bukit Sikunir berada), biasanya memakan waktu sekitar satu setengah jam. Aku pun memutuskan untuk mengajak teman-teman mampir di rumahku untuk istirahat sejenak, minum kopi dan mengumpulkan energi sebelum naik ke Dieng.

Sekitar jam setengah 1 dini hari, baru start lagi dari rumahku. Jalan yang dilalui kali ini mulai menanjak dan semakin menanjak, menembus dinginnya hembusan angin pegunungan Dieng. Selama di perjalanan kali ini, kami juga dibarengi oleh rombongan-rombongan lain, baik yang pakai motor maupun mobil, yang sepertinya juga hendak menuju ke bukit Sikunir. Ada juga beberapa yang bertujuan ke Gunung Prau yang juga terletak di Kabupaten Wonosobo, tak jauh dari Dieng. Jika sudah hari libur begini, Bukit Sikunir dan Gunung Prau (bukit teletubbies) memang selalu banyak dikunjungi.

Telaga Cebong
Telaga Cebong, Desa Sembungan
Sekitar jam 2 dini hari, akhirnya kami sampai di lereng bukit Sikunir, Desa Sembungan, yang katanya merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa. Di lereng ini juga terdapat Telaga Cebong yang membuat suasana di kawasan ini semakin eksotis. Sebelum naik ke bukit Sikunir, kami sejenak beristirahat, minum kopi, makan Pop Mie, tempe kemul (makanan khas Wonosobo) dan merapatkan seluruh bagian tubuh kami. Semakin pagi, suhu di sini semakin dingin.

Badanku yang sepertinya masih butuh istirahat membuatku tidak ikut naik ke Bukit Sikunir menikmati keagungan Tuhan berupa matahari terbit nan elok, The Golden Sunrise Sikunir Hill. Toh, aku sudah pernah naik ke sana dan bagiku gampang lah lain kali ke sana lagi. Aku pun tertidur pulas di dalam tenda dengan dibungkus SB hingga matahari menunjukkan sinarnya, sedikit menghangatkan hawa dingin di Desa Sembungan. (fila174)


Negeri di Atas Awan, Sikunir Hill
Negeri di Atas Awan, Sikunir Hill

The Golden Sunrise Sikunir Hill
Gunung Sindoro dari Bukit Sikunir

2 komentar: