Kamis, 27 September 2018

Gempa Lombok (Eps 1)

Malam itu tanggal 5 Agustus 2018 sekitar waktu masuk Isya, kira-kira jam 7.30 WITA, saya sedang ada di kamar sama anak istri. Saat itu anak sedang mulai terlelap tidur. Saya ngobrol sama istri. Teman saya satu rumah kontrakan juga sedang sama anak istrinya di kamarnya. Tiba-tiba gempa berkekuatan 7,0 SR itu datang. Suara gemuruh dari bawah tanah terdengar sangat jelas dan mengerikan. Listrik tiba-tiba mati. Semua yang ada di sekitar kami berguncang keras. Sontak saya langsung mengambil bantal dan menutup kepala anak dan istri saya. Mengantisipasi jika ada tembok roboh atau atap yang jatuh.

Dalam keadaan semua berguncang, kami pun segera keluar rumah. Kepala anak istri terus saya tutupi pakai bantal. Suara takbir dari para tetangga terdengar bersahut-sahutan. Di luar cuaca mulai dingin dan masih agak gerimis. Pinggir jalan raya mendadak ramai dengan suara-suara klakson mobil dan motor saling bersahutan. Tak ada satu pun warga yang bertahan di dalam rumah saat itu. Semua berkerumun di luar.

Gempa Lombok 7 SR 5 Agustus 2018
Dalam situasi yang sedang kacau, datang isu akan datang tsunami. Warga sekitar pun semakin panik. Mereka berbondong-bondong mencari tempat yang lebih tinggi. Daerah kami adalah dataran rendah yang dekat sekali dengan pantai. Gempa susulan masih terus terjadi dan membuat kepanikan warga tak berhenti. Saya pun segera mengambil motor dan beberapa perlengkapan seperti baju hangat dan selimut. Saat itu saya tak tahu harus kemana dan malam itu akan bermalam di mana. HP saya terus berbunyi. Rupanya kabar terjadinya gempa besar di Pulau Lombok langsung terdengar hingga pulau Jawa. Keluarga saya di Jawa terus menghubungi menanyakan keadaan saya dan anak istri.

Saat di perjalanan mencari tempat yang lebih aman, sampailah kami di depan rumah kontrakan salah satu teman saya. Alhamdulillah di situ listrik tidak mati. Bangunan rumah juga masih utuh. Kebetulan di depan rumah juga ada berugak, jadi kami bisa tidur di situ. Malam itu tidak ada yang berani tidur di dalam ruangan. Khawatir ada gempa susulan yang besar datang. Alhamdulillah hingga pagi datang, tak ada lagi gempa besar datang. Saya pun membawa anak istri kembali ke rumah kontrakan. Dan alhamdulillah juga rumah kontrakan kami masih kokoh berdiri. Hanya ada sedikit retak-retak di beberapa bagian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar