Senin, 20 November 2017

Kenangan di MAN Kalibeber

Baiklah langsung saja. Kali ini saya ingin menulis tentang satu kenangan berharga yang belum sempat saya tulis. Takut keburu ditelan waktu belum sempat diabadikan. Sayang kalo hilang begitu saja. Mumpung masih lumayan hangat di ingatan. Kenangan itu adalah tentang satu tahun saya menjadi warga MAN Kalibeber yang baru-baru ini berubah nama menjadi MAN 2 Wonosobo.

Saya dan Guru-guru MAN Kalibeber Bersama Tim Penilai saat Akreditasi
Cuma satu tahun sih saya menjadi guru honorer di sana, namun apa yang saya dapat di sana begitu berkesan. Pengalaman, pelajaran hidup, cerita lucu, dan masih banyak lagi. Kebetulan saya diamanahi mengajar 40 jam pelajaran dalam satu minggu. Yang paling banyak diantara guru-guru yang lain. Jumlah siswa MAN Kalibeber membludak saat saya masuk. Bahkan satu rombel ada yang sampai 42 anak. Banyak sekali. Makanya setiap guru rata-rata mengajar banyak jam pelajaran dalam seminggu.

Mengajar 40 jam seminggu itu sesuatu banget. Nggak ada istirahatnya. Kalo pas jam istirahat selama 15 menit, rasanya baru duduk minum sudah bel lagi. Masuk kelas lagi. Dalam satu hari, saya bisa mengajar 8 jam atau 4 kelas. Belum lagi ditambah harus menghadapi berbagai karakter anak. Dari anak IPA yang nurut-nurut sampai anak IPS yang bandel-bandel. Kudu strong pokoknya. Kalo sudah pulang, berasa sekali capeknya. Kadang suara sampai jadi serak.

Tapi meski sering capek, suasana di ruang guru itu menyenangkan sekali. Kalo saya sih cenderung diam karena saya guru baru. Masih junior. Nggak enak kalo langsung banyak cuap-cuap. Saya hanya banyak mendengarkan candaan-candaan para guru. Sesekali ikut nanggapi. Yang paling saya ingat itu guyonannya Pak Aris, Pak Bandi, dan Pak Fatah. Yang terakhir adalah paman saya sendiri hehe. Lek Fatah memang suka bercanda termasuk di lingkungan keluarga saya. Lalu ada lagi namanya Pak Andi. Guru yang satu ini sering bikin ketawa guru-guru yang lain dengan cara bicaranya yang kadang eror hehe. Maafkan saya Pak Andi. Kalo saya sebutkan satu-satu, ntar nggak selesai-selesai. Jumlah gurunya banyak dan mereka semua luar biasa dengan keunikan masing-masing.

Selama satu tahun di MAN Kalibeber, banyak momen-momen yang membuat saya makin dekat dan terkesan. Bulan Februari, ada Family Gathering. Semua guru beserta anggota keluarganya jalan-jalan ke Bandung. Saya mengajak istri yang kala itu sedang hamil 6 bulan. Lalu bulan puasa kemarin, kami seluruh guru disibukkan dengan persiapan akreditasi yang super padat. Sampai dibela- belain buka puasa di sekolah. Pulang larut malam bahkan ada yang sampai nginap.

Saat Family Gathering di Bandung
Selain itu, banyak juga kegiatan-kegiatan lain yang menguras fisik disela-sela agenda mengajar kami yang padat. Dan biasanya seluruh guru dilibatkan. Misalnya saat kegiatan TKM (pramuka) di Sigedang, Kejajar. Kebetulan saya ditugaskan sebagai dokumentasi alias tukang foto. Sempat ikut nginap di sana di rumah salah satu warga. Lalu ada lagi pendampingan kegiatan KSM dan Aksioma. Untuk Aksioma, kebetulan salah satu siswa yang saya dampingi berhasil maju ke tingkat provinsi untuk cabang pidato Bahasa Inggris. Saya pun diberi kesempatan untuk mendampinginya tampil di Solo waktu itu meski akhirnya belum bisa masuk 3 besar.

Meski hanya satu tahun di sana, kesan yang saya dapat masih melekat erat. Kini saya sudah tak disana lagi. Saya berharap ikatan silaturahmi saya dengan MAN Kalibeber tak terputus hingga kapanpun. Ucapan terima kasih sungguh tak terhingga saya sampaikan ke seluruh elemen yang ada di MAN Kalibeber. Terutama kepada Bapak Kepala Madrasah, Pak Prihantoro Achmad.

Guru-Guru MAN Kalibeber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar