Senin, 22 September 2014

Episode Jalan-jalan (Kabupaten Nunukan)

Aku pernah sekali ke Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Saat itu adalah bulan Desember tahun 2013. Aku berangkat dari kota Malinau menuju Mansalong (Nunukan) naik taksi. Tapi jangan dikira taksi di sini seperti BlueBird Taxi di Jawa :D. Taksi di sini adalah mobil-mobil sebangsa Suzuki Futura yang kalo di Jawa dipakai untuk mobil angkutan kota (angkot). Mungkin karena belum ada trayeknya jadi disebut taksi. Aku tidak sendiri, tapi dengan tiga temanku yaitu Yoga, Heri, dan Anung. Mereka adalah teman seperjuanganku di Kabupaten Malinau sebagau guru SM-3T.

Naik Perahu Subsidi
Dari Mansalong, kami menuju Sebuku (Nunukan) naik mobil carteran yang kebetulan adalah anak buah Om Yudi. Beliau adalah pejabat Dinas Perhubungan Kabupaten Malinau yang kebetulan adalah kerabatnya Yoga. Di Nunukan nanti, kami akan singgah di rumah beliau. Dari Sebuku, kami menuju ke Pulau Nunukan, tempat rumah Om Yudi berada, naik perahu subsidi. Perjalanan jalur air ini memakan waktu sekitar 7 jam. Sebenarnya kami bisa sampai dalam waktu 3 jam saja jika naik speed boat tapi tarifnya 4x lebih mahal, jadi kami pilih yang murah meriah hehe.

Om Wahyudi Kawariyin
Kami sampai di pulau Nunukan sekitar pukul 5 sore. Kota ini jauh lebih besar dan lebih ramai dari kota Malinau. Kami langsung dijemput oleh Om Yudi dan langsung menuju rumah beliau yang berjarak sekitar 30 menit dari pelabuhan. Di rumah beliau, kami diperkenalkan dengan istri dan 3 anak-anak beliau, Faroz, Nabila, dan Aziz. Kami pun disediakan sebuah ruangan yang menurutku sangat cozy. Keluarga Om Yudi sangat welcome terhadap kami, padahal baru saja mereka kenal. Saat kami menceritakan kisah kami sebagai guru di pedalaman Malinau, mereka sangat antusias mendengarkan. Faroz dan Nabila juga nampak senang dengan kedatangan kami karena mereka bisa mendapat les private gratis di rumah :D.

Setelah puas jalan-jalan di pulau Nunukan, keluarga Om Yudi mengajak kami jalan-jalan ke pulau Sebatik, sebuah pulau kecil yang separuhnya adalah milik Malaysia. Perjalanan dari pulau Nunukan ke pulau Sebatik memakan waktu sekitar 30 menit naik speed boat. Beruntung, Om Yudi adalah pejabat Dinas Perhubungan Kabupaten Nunukan, jadi beliau punya banyak kenalan di pulau Sebatik yang bisa memberi pinjaman mobil dan motor untuk kami. Aku dan 3 temanku ditemani oleh seorang anak buah Om Yudi mengunjungi beberapa spot tapal batas. Walaupun masih masuk kawasan NKRI, namun ada beberapa toko di pulau ini yang menggunakan Ringgit sebagai price tag-nya. Sebelum pulang ke pulau Nunukan, kami juga sempat mengunjungi pantai Batulamampu.

Tiba di Pulau Sebatik (Heri, Yoga, Nabila, Aku)
Tugu Perbatasan Indonesia-Malaysia
Pantai Batulamampu, Sebatik, Nunukan
Setelah beberapa hari liburan di Kabupaten Nunukan, kami pamitan dengan keluarga Om Yudi. Beliau mengantar kami menuju kota Tarakan naik Ferry. Kami berangkat dari pulau Nunukan saat matahari tenggelam dan sampai di Tarakan saat matahari terbit. Di kota ini, kami singgah di sebuah rumah milik Om Yudi selama beberapa hari sebelum kami kembali ke Malinau. Selama singgah di sana, kami mengunjungi pantai Amal dan kawasan konservasi hutan Mangrove. Akhirnya kami pun mengakhiri liburan kami selama 2 minggu di pulau Nunukan dan Tarakan dengan kembali ke tempat tugas kami naik speed boat.

Bersama Om Yudi Menuju Tarakan Naik Ferry
Kawasan Konservasi Hutan Mangrove, Tarakan

1 komentar:

  1. Terimakasih tlh berbagi informasi ini.
    Saya bermaksud melakukan perjalanan dari P. Nunukan ke Malinau menggunakan sepeda. Mohon sarannya.
    Tks sblmnya.

    BalasHapus